Menjemput jodoh dalam Taat
Menjemput jodoh dalam Taat
A. Menjemput jodoh terbaik terbaik dengan jalan yg baik
1. Dengan jalan taaruf
- pengertian taaruf
- tahapan cara bertaaruf
- adab taaruf
2. Hindari pacaran
- larangan berpacaran
- solusi dari pada pacaran
3. Tips menjemput jodoh yang baik
1.- pengertian taaruf
Apa Itu Taaruf? Secara bahasa, kata taaruf diserap dari Bahasa Arab ta’arafa atau yata’arafu yang artinya saling mengenal. Pada praktiknya taaruf adalah proses yang dilakukan oleh dua orang yang ingin mengenal satu sama lain sebelum lanjut ke jenjang pernikahan.
Apa perbedaannya dengan pacaran, kan sama-sama proses mengenal satu sama lain? Pacaran umumnya lebih santai dan bebas. Tapi karena sifat itu, dikhawatirkan pacaran malah menjerumuskan ke arah maksiat. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jangan sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya.” (HR. Ahmad)
Sedangkan taaruf dilakukan dengan tetap menjaga syariat Islam ataupun adat masyarakat. Bertaaruf harus didampingi oleh pihak ketiga yang berfungsi sebagai penghubung dan memastikan syariat tetap terjaga.
Orang yang melakukan taaruf biasanya lebih serius punya persiapan yang cukup matang untuk menuju pernikahan.
- Tahapan dan Cara Taaruf
Taaruf yang baik dilakukan dengan tujuan menggali data calon pasangannya, tanpa melanggar aturan syariat maupun adat masyarakat. Tidak ada cara khusus tentang taaruf, namun umunya orang yang bertaaruf melakukan tahapan-tahapan ini.
1. Membuat Biodata atau CV Taaruf
Biodata ini dibuat untuk dibaca oleh calon pasangan, jadi tuliskan apa adanya agar tidak menjadi masalah di masa depan. CV taaruf mencakup berbagai hal tentang diri sendiri seperti kepribadian, gambaran fisik, keseharian, riwayat pendidikan, pekerjaan, acuan akidah dan mazhab, hingga visi misi menikah.
Kemudian ceritakan kondisi keluarga, mulai dari kedua orang tua hingga saudara dan keluarga besar. Lalu dilanjut dengan apa yang diinginkan dari pasangan, bisa itu dari fisiknya, kepribadiannya, hartanya, atau pengetahuan agamanya.
2. Mencari dan Mengenali Calon Pasangan
Mencari calon pasangan bisa dilakukan melalui berbagai sumber seperti dari rekomendasi teman, guru ngaji, online, atau program taaruf masjid. Awalnya peserta taaruf saling tukar biodata, dari membaca biodata tersebut peserta taaruf bisa mengenali dan mendapat gambaran tentang calon pasangan yang mereka pilih.
Jika ada pertanyaan tentang calon pasangan, peserta taaruf boleh bertanya kepada orang terdekat calon pasangan yaitu walinya, saudaranya, teman dekatnya, atau guru ngajinya. Jika sudah merasa yakin dan ingin serius maka peserta taaruf boleh melakukan nadzar.
3. Nadzar Kepada Calon Pasangan
Yang dimaksud nadzar adalah melihat calon pasangan. Sebelum nadzar kedua pihak, laki-laki dan perempuan, harus diperbolehkan oleh keluarganya untuk melihat orang yang akan melamarnya.
Nadzar bisa dilakukan dengan datang ke rumah calon wanita. Tentunya ketika Nadzar calon pasangan harus didampingi oleh pihak ketiga.
Al-Mughirah bin Syu’bah pernah meminang seorang wanita, maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya,
“Lihatlah wanita tersebut, sebab hal itu lebih patut untuk melanggengkan (cinta kasih) antara kalian berdua.” (HR. Tirmidzi no. 1087)
Ketika proses ini peserta taaruf boleh bertanya atau mengali lebih dalam tentang calon pasangan. Misalnya, ketika menikah nanti mau punya anak berapa, apakah nanti istri diperbolehkan bekerja, apakah suami ikut mengerjakan pekerjaan rumah, dan sebagainya.
4. Khitbah kemudian Akad
Khitbah atau lamaran adalah meminta untuk menikah. Khitbah bisa dilakukan ke walinya langsung atau bisa juga wali yang menawarkan anak perempuannya. Ada juga kasus dimana perempuan yang langsung menawarkan diri pada laki-laki.
Acara khitbah tidak perlu dilakukan dengan meriah, yang penting calon pasangan bisa bersilaturahmi dengan keluarga.
Biasanya calon pasangan lanjut ke proses akad tiga atau empat bulan setelah khitbah. Acara akad juga tidak perlu dilaksanakan dengan meriah karena proses pesta pernikahan tidak termasuk ke dalam rukun dan syarat sah nikah dalam agama Islam.
- Adab Ta’aruf
Dalam melakukan ta’aruf pihak ikhwan maupun akhwat harus tetap memperhatikan adab-adab seperti:
1. Menjaga pandangan
Dalam suatu proses taaruf hal yang harus selalu diperhatikan adalah Cara Menjaga Pandangan terhadap calon pasangan. Melihat calon pasangan boleh-boleh saja dilakukan, tetapi hanya dilakukan untuk memastikan kecocokan saja.
Allah SWT telah berfirman dalam Q.S. An-Nur ayat 30-31 artinya:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya …”
2. Menutup aurat
Bagi seorang Wanita Muslimah, apabila ia sedang bertemu dan berbincang dengan laki-laki yang bukan mahramnya maka ia harus menutup auratnya.(Baca : Tabarruj Dalam Islam)
Dalam Q.S. An-Nur ayat 31, Allah SWT telah berfirman, yang artinya
“… Dan janganlah mereka (wanita-wanita mukmin) menampilkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari pandangan dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ….”
3. Memiliki sikap yang tenang, sopan dan serius dalam bertutur kata
Pada saat melakukan pertemuan dengan calon pasangan, baik ikhwan maupun akhwat agar selalu menjaga sikap serta sopan santun dalam setiap tindakan maupun tutur katanya.(Baca : Tawadhu Dalam Islam)
Dalam Q.S Al-Adzab ayat 32 Allah SWT telah berfirman, yang artinya:
“… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.”
4. Menghindari hal-hal yang tidak perlu dalam pembicaraan
Sebaiknya dalam membicarakan sesuatu pada saat bertaaruf menghindari hal-yang yang tidak perlu dan membicarakan hal-hal yang penting dan diperlukan saja.(Baca : Rukun Nikah Dalam Islam )
Allah telah berfirman dalam Q.S. Al-Mukminun ayat 1-3 yang artinya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna…”
5. Didampingi oleh keluarga atau wali yang dipercayai
Seperti yang telah dijelaskan di atas tadi, bahwa dalam melakukan pertemuan antara ikhwan dan akhwat tidak boleh dilakukan berduaan saja, tetapi harus ada pendamping yang menemani dalam pertemuan tersebut. Karena dalam ajaran islam berdua-duaan (bagi pria dan wanita ) dengan yang bukan mahram adalah haram hukumnya.(Baca : Sumber Pokok Ajaran Islam)
6. Selalu ingat Allah
Dengan selalu mengingat Allah dalam setiap perbuatan khususnya saat bertaaruf akan dapat menjaga diri dari gangguan syaitan yang sewaktu-waktu bisa muncul dan mengganggu manusia, sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Hindari pacaran
Kenapa pacaran dilarang?
Namun yang perlu diketahui bersama, hukum pacaran dalam islam merupakan hal terlarang dan haram. Karena Allah telah melarang untuk mendekati zina. Mau tidak mau, pacaran adalah pintu yang sangat dekat dengan perzinaan. Efek dari pacaran ini pun telah banyak diketahui banyak orang, bahkan sering ada pernikahan yang terjadi karena ‘kecelakaan’, hamil di luar nikah. Namun sayang seribu sayang, banyak orang tua yang membiarkan anaknya pacaran, atau bahkan ada yang malah meganjurkan, na’udzu billah. Padahal Allah berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا ﴿٣٢﴾
“dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa: 32)
Allahpun memerintahkan para laki-laki untuk menjaga pandangannya:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur: 30)
Hal ini juga Allah perintah kepada kaum hawa :
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya…” (QS. An-Nur: 31)
Apakah orang yang berpacaran akan bisa melaksanakan perintah Allah ini?!
Kemudian Seorang yang berpacaran berpotensi besar untuk berdua-duaan. Bahkan itulah yang dicari oleh mereka. Padahal berdua-duaan tanpa mahram merupakan hal yang tidak diperbolehkan.
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ وَمَعَهَا ذُو مَحْرَم
“Dilarang keras! laki-laki dan perempuan berduaan tanpa mahram.” (HR. Al-Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341)
Apalagi kalo sudah saling pegangan. Hal ini sangat terlarang. Nabi g menyatakan, orang yang ditusuk kepalanya dengan jarum besi lebih baik dari pada bersentuhan dengan lawan jenis non mahram.
لأن يطعن في رأس أحدكم بمخيط من حديد خير له من أن يمس امرأة لا تحل له
“Seorang ditusuk kepalanya dengan jarum besi, itu lebih baik, dari pada ia menyentuh seorang wanita yang bukan mahrom.
- Kemudian apa solusi daripada pacaran?
Solusi yang terbaik adalah dengan *menikah* jika telah mampu untuk itu. Jika belum, maka dengan *berpuasa*. Ingat puasa ya.. !
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاء
“anak-anak muda, jika kalian telah mampu, segeralah menikah ! karena pernikahan membuat mata lebih bisa tertunduk, dan kemaluan lebih terjaga. Jika belum mampu, berpuasalah, karena puasa akan menjadi tamengnya.” (Muttafaqun ‘alaihi. Redaksi riwayat Muslim no. 1400.)
3. Tips menjemput jodoh yang baik
1. Yakin bahwa Allah swt telah menciptakan jodoh bagi kita
2. selalu berdoa dan meminta kepada Allah SWT
3. Rajin bersedekah
4. Bergaul dengn orang-orang soleh
5. Membuka diri
6. Memperbaiki akhlaq
7. Rajin mengerjakan shalat wajib dan sunnh
8. Meminta bantuan orang tua atau guru untuk dicarikan jodoh
9. Hindari pacaran
10. Jangan putus asa
Pesannya, Jemputlah jodoh dengan cara yang Allah Ridhoi, bila sedang dalam masa penantian, menantilah dalam taat, dan sabar, gantungkan segala harapnya dalam doa..
Nasihatnya : jangan sesekali melakukan yg namanya pacaran, atau hal2 yg mendekatkan diri pda pacaran, sibukan diri dengan kegiatan2 yg positif, karen jodoh adalah cerminan diri, bila kita sedang melakukan kebaikan pada masa kesendirian, insyaALLAH jdooh kitapun sedang melakukan hal yg sama.. Smpai d pertemukan.. 😊
Selamat, menanti🥰
Komentar
Posting Komentar