Kepenulisan Buku Antologi Puisi Nama Sang pemimpi"*

 _Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh_



Selamat malam, teman-teman milenial, salam kenal saya firda Saat ini kesibukan saya sebagai penulis dan pengajar les privat. 


Senang rasanya mendapat kesempatan berdiskusi dengan teman-teman disini, luar biasa antusiasnya. Alhamdulillaah, melihat semangat rekan sekalian, dengan generasi yang punya semangat daya juang seperti ini, sekali lagi kita harus percaya bahwa masa depan emas Indonesia bukanlah hal yang mustahil dapat diraih. Aamiin. 🀲🏻


Perkenankan saya untuk menyampaikan beberapa motivasi untuk milenial kali ini tentang 


*"Kepenulisan Buku Antologi Puisi Nama Sang pemimpi"* ✊🏻

Menulis adalah sebuah aktivitas “mengikat makna”, demikian penuturan Hernowo yang kemudian menjadi judul bukunya dan termasuk kategori best-seller (Kaifa, 2001, cetakan kelima).


Sementara Imam Ali bin Abi Thalib menyatakan r.a., “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Merujuk kepada dua aksioma di atas, saya ingin mengatakan bahwa kita baru akan memperoleh ilmu secara efektif apabila hal-hal yang masuk ke kepala kita—lewat membaca buku, mendengarkan ceramah, atau mendapatkan informasi dari sebagai sumber—dapat kita rumuskan secara tertulis.


Menulis itu tidak hanya dari opini atau pikiran kita namun kita bisa membaca beberapa literatur sehingga kita bisa mengolah sebuah kata menjadi kalimat yang bagus dan runtut.

Ada beberapa kelemahan dalam kepenulisan seperti penulis pemula sekarang ini mereka asal tulis dengan cara mereka sendiri dan nyaman nya mereka sehingga bisa terangkai kalimat yang padu menurut dia. 


Bagi saya itu tidak masalah karena itu merupakan ciri khas tersendiri dari karya nya. 


Berikut adalah kelemahan Penulis untuk pemula.... 

πŸ‘‡πŸ»

*Pertama*, wahana berpikir kurang aktual. Penulis pemula biasanya kurang tekun mengikuti pergulatan isu yang tengah bergulir di tengah masyarakat dan lemah dalam menangkap esensi masalahnya. Ini mungkin karena kurang membaca, tidak memiliki literatur, dan kurang mengikuti perkembangan tulisan media lainnya.

Kelemahan ini sering diabaikan oleh penulis pemula sehingga berdampak pada pemilihan kosakata dalam sebuah karya.

*Kedua*, melebar. Tulisan penulis pemula biasanya hit and run alias keluyuran. Satu masalah diangkat belum diperdalam sudah mengangkat masalah lainnya. Begitu berulang-ulang sehingga tampak terlalu banyak jalan yang hendak ditempuh. Kalau sudah begitu akhirnya lupa pada kaitan dan solusi di antara sekian masalah yang difokuskan.

Millenial jaman sekarang nih sakitnya adalah lupa 

😁

*Ketiga*, tidak memahami sudut pandang (angle). Penulis pemula cara penulisnya terlalu umum dan bersahaja sehingga membuat tulisannya dangkal dan tidak punya sudut pandang (angle). Biasanya penulis pemula tidak berani mengambil cabang atau ranting sehingga kurang mampu mengeksplorasi tulisannya.

*Keempat*, kurang  eksplanatif dan cenderung deskriptif. Tulisan seharusnya disajikan dalam bentuk ilmiah populer, bukan ilmiah kampus. Teori hanya dikutip-kutip dan disambung-sambung, tapi belum padu dengan realitas yang dihadapi.

Saya bisa seperti sekarang ini karena ada prinsip yang saya pegang yaitu :

*1. NIAT*

*2. TEKAT*

*3. KONSISTEN*


ketiga hal tersebut wajib diterapkan jika benar benar ingin menghasilkan suatu karya 

πŸ‘‡πŸ»


*1. Niat*

Niat sangat penting dalam hal kepenulisan, karena suatu hal jika tidak ada niat untuk memulai maka sama saja dengan omong kosong. Dan saya yakin tidak akan terlaksana hanya dapat diangan-angan saja. Niat menulis harus dari hati bukan karena pengen ataupun ikut-ikutan karena misal teman saya kok sudah bisa gitu yah, nah bukan seperti itu namun niat disini yaitu keinginan kamu untuk mengembangkan skill kepenulisan yang kamu punya. Semua orang pasti pernah menulis entah itu menulis cerita pendek ataupun hanya sepenggal quotes. 


*2. Tekat*

Tekat disini yaitu jangan pernah takut salah untuk memulai. Jadi istilahnya terjun bebas tentang apa yang akan ditulis jangan minder, ah nanti tulisan aku jelek gak nyambung dan sebagainya. Nanti diakhir bisa diedit kembali jika terdapat typo atau yang lainnya. Karena minder atau pesimis akan semakin memperburuk keberanian mu untuk menunjukkan karyamu. Percaya diri bahwa karyamu adalah prestasimu. Inilah aku dengan segala bahasa yang aku punya. Ruang menulis mu dengan gaya bahasa sendiri itulah yang akan mendorong semangat mu untuk terus berkarya tanpa ada rasa pesimis. 


*3. Konsisten*

Setidaknya luangkan waktu paling lama tidak 15 menit untuk menulis. Lakukan setiap hari dan rutin. Sama halnya dengan kita, kita mampu memegang hp lebih dari 1 jam kenapa menulis tidak bisa?? Renungkan itu dan terus konsisten jika ingin mengembangkan skill dan hal apapun itu sehingga mampu menghasilkan karya dengan kekhasan kamu sendiri dan itu menjadi daya tarik tersendiri buat orang lain untuk membaca atau melihat karyamu.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

FATIHAH NUR ISTIQOMAH

Menjadikan Hal yang Mustahil Menjadi Mungkin

DIRA ANDRAYANI