Akhwat No Baper Ikhwan No Caper
π Dalam Islam, baik pada Al Qur'an, Hadits, maupun kisah2 orang2 sholih terdahulu, digambarkan memang Perempuan itu Identik dengan Perasa. *Dalam artian, Kodrat Wanita itu memang berkaitan erat dengan Emosi, seperti Penyayang, Pencemburu, Penyabar, Lemah Lembut, Senang jika dipuji, dan sifat2 lain yg berkaitan dengan Emosi.*
πΉ Contohnya di ayat ini menerangkan Kesabaran dan Perjuangan sosok Ibu dalam mengandung dan merawat anaknya:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; *ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.* Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Lukman: 14).
πΈ Inilah di antara alasan kenapa kita mesti berbakti pada orang tua karena kesusahan yang ia hadapi ketika mengandung kita.
(Taisir Al Karimir Rahman, 648).
πΈ *Jika sosok Ibu tidak diberi Sisi Perasaan yg besar oleh Allah, tak mungkin Ibu sanggup Bersabar dan Menanggung Beban dalam mengandung anaknya.*
πΉ Lalu di ayat berikut, dijelaskan bahwa Allah memang menciptakan Manusia itu Berpasang-pasangan. *Allah menciptakan Wanita bagi Pria, agar dari diri sosok Istri itu suami mendapat Ketenangan jiwa.* Yang berarti, Wanita memiliki sifat2 yg dapat membuat seseorang merasa Tenang dan Tenteram jika bersamanya.
*"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.* Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."
(QS. Az-Rum ayat 21)
πΈ Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah.
*"(supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya) Yakni agar kalian condong kepada mereka. Dan menetapkan bahwa dari diri mereka terdapat ketentraman dan ketenangan bagi jiwa kalian."*
"(dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang) Yakni rasa kasih sayang dan cinta antara suami dan istrinya di dalam ikatan pernikahan. Mereka saling berlemah lembut padahal sebelumnya mereka berdua tidak saling mengenal dan tidak saling mencintai."
πΉ *Dalam suatu hadits, terdapat Perintah untuk Memperlakukan Wanita dengan Lemah Lembut. Salah satu alasannya karena memang Fitrahnya Wanita adalah makhluk Perasa.*
Rasulullah ο·Ί bersabda:
*"Wanita itu diciptakan dari tulang rusuk; jika kamu meluruskannya, maka kamu mematahkannya. Jadi, berlemah lembutlah terhadapnya, maka kamu akan dapat hidup bersamanya.”*
(HR. Hakim)
πΈ Al-Hafizh berkata dalam al-Fat-h: “Hadits ini berisi anjuran agar berlemah lembut untuk melunakkan hati. Hadits ini pun berisi cara memimpin wanita, yaitu dengan cara memaafkan mereka dan bersabar terhadap kebengkokan mereka. Dan siapa yang ingin meluruskan mereka, berarti mengambil manfaat (adanya) mereka. *Karena setiap manusia membutuhkan wanita; ia merasa tenteram kepadanya dan menjadikannya sebagai penopang kehidupannya*. Seolah-olah beliau mengatakan: ‘Mengambil manfaat mereka tidak akan tercapai kecuali dengan bersabar terhadapnya.’”
π Akhwati fillah, berdasar penjelasan2 di atas, jelaslah bahwa *Suatu hal yg Wajar jika Wanita pada dasarnya memiliki sifat Perasa*. Allah sudah Menciptakan Wanita sedemikian rupa, apalagi memang akan dipasangkan dengan Pria. *Jika Pria memiliki sifat Mengedepankan Akal daripada Rasa, maka oleh Allah, diciptakan Wanita memiliki sifat sebaliknya. Agar Pria dan Wanita bisa Saling Melengkapi, utamanya dalam mahligai Rumah Tangga.* π§π»π§π»
❓ *Jika kita sudah tau bahwa memang Kodrat kita sebagai wanita memiliki sifat Perasa yg lebih besar daripada laki2, lantas ... apa yg Harus kita Lakukan? Apakah berarti jika kita sedang BAPER, kita ikuti dan terhanyut saja oleh Rasa Itu?*
❓ *Apakah saat ada sosok Ikhwan yg Hadir (entah Serius atau hanya Caper), hal yg Wajar bagi kita utk 'Mengikuti' Rasa Baper kita?*
π Akhwati fillah yg dirahmati Allah. *Jika kita sudah tau bahwa kita ini umumnya punya sifat "GAMPANG BAPER", maka tindakan LOGIS ialah KELOLA DIRI DAN PERASAAN KITA.*
πΈ Seperti contoh di pamflet dari tim Panitia ya, ada percakapan antara Fulan dan Fulanah (Hayoo teman2 sudah baca belum Pamflet Kajiannya π). Di percakapan itu terjadi Miscommunication nih antara Fulan dan Fulanah tsb. *Si Fulan yg bertanya jadinya terkesan CAPER, Fulanah yg menjawab pun eh malah kebawa BAPER* π π€
πΈ Kita gak akan bahas dari segi Ikhwan. Walau secara umum, memang Ikhwan itu Sifatnya 'Pemburu'. Sekilas bisa kita ingat, sebelum teknologi secanggih sekarang, yg bertugas Memburu Hewan adalah Pria, sedangkan yg mengelola hewan tsb menjadi Makanan adalah Wanita. Pun di zaman ini, yg Wajib bertugas mencari Nafkah adalah Pria, yg mengelola Rumah adalah Wanita. *Jadi memang secara 'Default', sifat alamiah Pria menjadi 'Pemburu', termasuk dalam hal Wanita. Pria yg secara 'Wajar' memiliki naluri utk Mencari dan Mendekati Wanita.*
πΈ *Jika kita sudah tau secara kodrat ada perbedaan antara Pria dan Wanita, maka 'Bentengilah' diri kita dengan Ilmu Agama mengenai BATASAN INTERAKSI ANTARA PRIA DAN WANITA.* Agar tidak terjadi kesalahpahaman ataupun hal2 tidak baik lainnya.
πΈ *Dalam Islam, terjadinya Interaksi antara Pria dan Wanita secara Wajar diperbolehkan dalam ranah:*
*Pendidikan, Kesehatan, Muamalah/Jual-Beli, Kemiliteran.*
Di luar hal tsb, hindarilah Percakapan dengan Ikhwan non mahram. Karena selain 4 hal tsb, sudah hampir pasti isi percakapannya adalah hal2 yg tidak penting. Entah itu hanya berisi Candaan saja, ngobrolin Film, Musik, bincang2 tentang hobi, dan hal2 lainnya yg Tidak Berfaedah.
π Dear sholihah, mungkin ada yg sempat mengalaminya juga. *Rasa itu bisa Hadir dalam Hati kita, salah satunya akibat Interaksi yang Sering dan Intens dengan seseorang*. Banyak kasus di mana tadinya si Fulanah itu gak ada Rasa apapun sama si Fulan. Tapi misalnya karena mereka rekan satu kantor, mereka sering berinteraksi baik yg diperbolehkan seperti membahas masalah Pekerjaan mereka, sampai yg Tidak Penting pun mereka bahas. *Akhirnya dari Interaksi tsb lah mulai muncul Rasa Nyaman satu sama lain.*
πΈ *Yang dikhawatirkan dan paling berbahaya ialah, Rasa tsb Tidak Dapat Dikelola dengan Baik hingga akhirnya terjerumus pada Zina atau Mendekati Zina.* Padahal dalam ayat berikut secara tegas MENDEKATI ZINA PUN DILARANG OLEH ALLAH.
πΉ *"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."*
(QS Al Isra ayat 32)
πΈ *Interaksi dengan Lawan Jenis non mahram dapat menjadi salah satu pintu menuju Zina. Bisa saja terjadi zina mata dengan memandang non mahram, zina hati dengan membayangkan dan memiliki 'rasa' bahkan syahwat pada non mahram, zina tangan dengan bersentuhan sama non mahram, dan perbuatan buruk lainnya.*
π Selain hadirnya sosok Fulan yg Berinteraksi dengan Fulanah, zaman ini, *Konten2 yg tersebar di medsos menjadi salah satu SEBAB TERJADINYA KEBAPERAN PADA AKHWAT.* Contohnya, ada banyak selebgram2 yg Nikah Muda, kemudian prosesi Pernikahan sampai Kehidupan Rumah Tangga mereka sehari2 DITAMPILKAN ke PUBLIK.
πΈ Dear, tentu yg mereka Tampilkan itu adalah Sisi yg Indah2 dari Pernikahan. Padahal di balik Kamera, *Pernikahan penuh dengan Lika-Liku dan UJIAN. Tidak selamanya Pernikahan berisi hal2 yg Menyenangkan dan Romantis saja.*
πΈ Dengan melihat Konten2 Pasangan Muda yg sejatinya *"Mengumbar Kemesraan Rumah Tangga"*, banyak Akhwat juga Ikhwan yg akhirnya BAPER. Jadi merasa ingin cepat2 Nikah. Mereka membayangkan Kehidupan Berdua dengan Pasangan akan Beautiful dan So Sweet seperti konten2 yg mereka lihat.
πΈ Ada sisi positifnya memang, dengan adanya Tokoh2 yg Berani Nikah Muda, *Memotivasi* Muda-Mudi untuk Menempuh Cinta melalui JALAN YANG HALAL. *Namun Sayangnya, KEINGINAN UNTUK MENIKAH TIDAK DIIRINGI DENGAN PERSIAPAN YANG MATANG DARI SEGI PEMAHAMAN AGAMA DAN ASPEK2 LAINNYA*.
πΈ *BANYAK YANG MENGIMPIKAN MENDAPAT PASANGAN YANG SHOLIH/SHOLIHAH, NAMUN DIRINYA SENDIRI BELUM BERUPAYA MENJADI PRIBADI YANG SHOLIH/SHOLIHAH*. Padahal bukankah kita sering dengar bahwa *Jodoh adalah Cerminan diri Kita?*
π Maka akhwati fillah yg dirahmati Allah. Suatu anugerah dari Allah bila kita memiliki sifat Perasa, karena memang sesuai dengan Fitrah kita sbg Wanita. Namun, *salurkanlah sifat tersebut sesuai Kondisinya. Bisa kita salurkan Kebaperan kita ini dalam hal2 yg Bermanfaat.*
*Misal kita Baper kalau lihat teman kita bisa Hafal Quran 30 Juz, sehingga kita termotivasi utk bisa menghafal Quran. Kita Baper melihat kerja keras orangtua kita dalam mendidik dan merawat kita, hingga kita selalu Berniat utk Berbakti pada orangtua kita. Kita Baper melihat anak2 yatim di suatu yayasan, hingga kita tergerak utk Bersedekah kpd mereka. Dan berbagai Kebaperan Berfaedah lainnya* π
π Akhwati fillah, berikut tips2 yg dapat kita lakukan utk Meminimalisir Rasa Baper kita terhadap Lawan Jenis Non Mahram:
*1. Hindari Berinteraksi baik secara Langsung atau via Chat dengan Non Mahram, jika tidak ada Kepentingan.*
*2. Baik Ikhwan maupun Akhwat ikutilah tuntunan dalam Al Quran untuk MENUNDUKAN PANDANGAN*. Karena dengan Menundukan Pandangan dari melihat Non Mahram akan lebih menjaga Syahwat kita.
πΉ An-Nur 24:30
*"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."*
πΉ An-Nur 24:31
*"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya,..."*
*3. Perbanyak Dzikir mengingat Allah. Agar Hati kita Tenteram dan mohon supaya Allah selalu melindungi dan menuntun Hati kita.*
πΉ QS. Ar-Ra'd 13:28
*"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."*
*4. Persibuk diri dengan Hal2 Baik dan Bermanfaat.*
πΉ Nasihat dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah, *“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang Baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang Batil”*
(Al Jawabul Kaafi hal 156, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah)
*5. Perluas Wawasan utamanya Ilmu Syar'i. Agar kita dapat menjalani Kehidupan ini sesuai dengan Aturan2 Allah dan Tuntunan Rasulullah ο·Ί.*
Perkembangnya zaman saat ini dengan muncul dan semakin berkembangnya era globalisasi terutama berkaitan dengan perkembangan teknologi dan komunikasi telah membuat tingkat percakapan dan pergaulan semua kalangan semakin mudah dan tak terbatas baik dalam berbagai profesi, umur, budaya, dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Sehingga perlu sekali kita pandai dalam menjaga dan bersikap dalam hal tersebut, terlebih kita selain sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk beragama yang tak terlepas dalam hukum-hukum agama.
Dalam kajian ini kita akan fokus pada hubungan atau pergaulan antara laki-laki (Ikhwan) dan Perempuan (Akhwat).
Komunikasi atau interkasi antara laki-laki dan perempuan dalam islam sebetulnya diperbolehkan dan wajar-wajar saja, tetapi jika interkasi atau komunikasi itu berlebihan maka di khawatirkan bisa mengarah kepada fitnah antara laki-laki dan perempuan tersebut.
Rasulullah SAW bersabda:
Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)
hadis diatas menuntun para laki-laki untuk menjauhi fitnah tersebut, namun seiring perkembangan zaman saat ini, justru kita kadang melihat, para lelaki single atau istilah bekennya para Jomblo dengan sengaja mendekat pada fitnah tersebut. Para ikhwan atau laki-laki berusaha untuk mendapatkan perhatian para perempuan dengan berbagai cara atau dikenal dengan istilah “CAPER” (cari perhatian).
Semoga kita khususnya para lelaki paham dengan hadits Rasulullah SAW tersebut serta berusaha untuk menjauhi fitnah tersebut. Aamiin.
*Ingat. Laki-laki caper biasanya hanya mencari “mangsa” untuk mempermainkan, namun laki-laki yang tulus jelas hanya mencari “cinta” untuk di perjuangkan*.
1. *Ingin selalu mendapat pujian*. Biasanya ini berlaku untuk umum sih tidak hanya bagi laki-laki. Seorang laki-laki akan menunjukan kehebatannya agar mendapat pujian dari akhwat yang diincarnya.
Pada umumnya Orang yang bangga atau suka dipuji-puji mudah sekali terkena penyakit hati; sombong, congkak, riya, dan membanggakan diri sendiri.
Nah yang benar itu adalah, pujian orang lain itu bukan patokan. Yang jadi patokan adalah kamu tetap melakukan sesuatu yang benar, walaupun tidak ada orang yang melihat atau memujinya.
2. *Mencoba menjelaskan dirinya sendiri atau agar cepat akrab dan lebih dekat dengan orang lain*. Ini biasanya akan diisi dengan basa-basi, biasanya menanyakan hal-hal umum berubah ke pertanyaan pribadi bahkan berani ke hal-hal privasi. Atau yang lebih bahaya menjadikan ibadah sebagai bahan untuk mencari perhatian yang terselubung, missal jam 3 pagi ikhwan whatsapp akhwat untuk mengingatkan shalat tahajud atau setiap masuk waktu shalat, si Ikhwan langsung tlp akhwat untuk mengingatkan jangan lupa shalat.
Jika suatu cara dilakukan dengan tujuan baik, namun cara itu harus melanggar syariat Allah Ta’ala, apakah cara itu masih bisa dikatakan baik? Apakah para lelaki muslim yang tidak pandai menjaga dirinya itu tidak berpikir bahwa pesan yang dia kirimkan walau hanya sekadar ucapan salam atau hal-hal kebaikan yang berisikan hikmah yang baik tidak dapat menimbulkan fitnah (godaan) terhadap para wanita yang bukan mahram mereka?
Bisakah mereka menjamin tidak akan muncul fitnah (godaan)?. Nah buat akhwat kalo terus diladenin ikhwan yang seperti ini, yaudah selamat Anda masuk dalam jebakan batman.
3. *Merasa kesepian*. Maklum jomblo. Biasanya laki-laki kaya gini bingung bagaimana mengisi keseepian atau kesendiriannya. Akhirnya caperlah ke beberapa perempuan agar ada yang perhatian dengannya. Biasanya ini terjadi pada laki-laki dan perempuan yang memang sudah saling mengenal, sudah pernah berinteraksi sebelumnya, hingga merasa bahwa semua perempuan itu sama bisa diajak ngobrol dan jalan seenaknya. Hingga pada akhirnya lebih mendekatan dirinya kepada zina. Naudzubillah Min Dzalik
Padahal Rasulullah SAW bersabda:
sesungguhnya Allah telah menakdirkan bahwa pada setiap anak Adam memiliki bagian dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Zinanya mata adalah penglihatan, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan nafsu (zina hati) adalah berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mengingkarinya” (HR. Al Bukhari).
1. *Menundukan Pandangan*. Ingat seperti yang sudah ane bilang sebelumnya terkait Jalan syaithan terhadap ihkwan dan akhwat awal mula berawal dari Pandangan (saling memandang), dari situ berubah menjadi senyuman, dan pada akhirnya berlanjut pada obrolan dan pertemuan yang menyesatkan.
Allah SWT berfirman dalam surah An-Nur ayat 30:
Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
2. *Cari teman / pergaulan yang baik*. Ingat jika kita berhasil memilih teman yang sholeh, InsyaALLAH kita akan terbawa menjadi baik, karena teman yang sholeh akan selalu berusaha mengingatkan jika kita salah, baik secara sengaja atau tidak. Ya paling tidak kalo misal kita khilaf ketauan lagi asik ngobrol atau chat dengan temen akhwat yang isinya obrolan ga ada faedahnya, temen sholeh kita bisa menasihati kita baik secara langsung ataupun tidak langsung, bukan malah ngomporin untuk diterusin hingga akhirnya malah keterusan dan buat kita mendekat kepada fitnah.
3. *Berdoa/Berzikir*. Dari pada kita caper ke akhwat yang nantinya ngebuka syaithon buat ngedeketin kita kepada hal yang dilarang, lebih baik caper ke Allah dengan doa dan dzikir. Dengan dzikir InsyaAllah, kita selalu merasa bahwa tindakan atau obrolan apapun dengan seseorang kita merasa selalu di awasi atau di pantau oleh Allah SWT.
Seperti dalam firman Allah, surah Ar-Rad:28,
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Dari hal diatas InsyaAllah bisa ngejaga kita terutama ikhwan agar bisa menahan dirinya supaya tidak caper atau melakukan tindakan yang bisa mendekatkan dirinya kepada fitnah akhwat. Masih banyak yang bisa kita lakukan untuk menjaga hal tersebut, intinya terus lah berperilaku dan berpikiran positif hingga pada akhirnya kita akan terus terbiasa melakukan hal yang positif, InsyaAllah.
Wallahu a'lam bisshowab π
Sekian materi dari saya, mohon maaf bila ada kesalahan/kekhilafan, karena Kesempurnaan hanyalah milik ALLAH semata.
Semoga Bermanfaat π
Saya kembalikan ke moderator πΉ
Komentar
Posting Komentar